Tuesday 29 April 2014

Apa Jadinya Kalau Dua Calon Presiden Berkoalisi

http://ift.tt/eA8V8J

Suara.com - Hingga kini memang belum ada kesepakatan antara dua teman akrab Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto buat berkoalisi.


Satu hal, karena keduanya memang belum ada yang mau mengalah turun jabatan jadi calon Wakil Presiden. Hal tersebut sempat diungkapkan Ical usai menerima Prabowo kemarin, Selasa (29/4/2014), di rumahnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat.


“Tidak ada pembicaraan mengenai capres dengan Pak Prabowo. Saya tetap capres, Pak Prabowo tetap capres. Siapa tahu presidennya bisa dua,” ujarnya sambil tertawa.

Tapi mari kita coba hitung bulat berdasarkan suara sementara hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.


Golkar sementara ini diperkirakan meraih suara sekitar 14 sampai 15 persen, sementara Gerindra mengantongi suara sekitar 12 persen.


Jika suara mereka digabungkan, maka paling minimal dua partai ini bisa sampai 26 atau 27 persen, belum lagi jika ada sejumlah partai lain yang merapat. Itu artinya bisa jadi menguasai lebih dari seperempat atau bahkan maksimal sekitar 35 persen kursi parlemen.


Paling tidak suara dari partai ini bisa menjadi modal untuk pendukung pemerintahan yang kuat atau kalaupun kalah, bakal menjadi oposisi yang dapat menggedor dengan kritikan pedas.


Hanya saja kembali lagi, kedua pimpinan partai yang mengaku akrab dan kerap menggunakan kata lo-gue untuk berkomunikasi ini masih sama-sama ngotot.


Perkiraan lain, keduanya bisa saja berkoalisi pada putaran kedua untuk menghantam barisan Joko Widodo (Jokowi).


Tanda-tanda itu tampak dari pernyataan Ical yang juga disampaikan usai bertemu dengan Prabowo.


“Dari hati ke hati, kita sepakat meneruskan pembicaraan lebih intensif, lebih rinci, untuk kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia ke depan, kita sangat serius memikirkan penggabungan kekuatan demi bangsa dan negara,” tuturnya.






Sumber http://ift.tt/S8mTBY

via suara.com

No comments:

Post a Comment